Postingan

Menampilkan postingan dengan label KISAH

JANGAN CINTA UANG, TETAPI CINTAILAH TANAH;MEMAHAMI PENTING KEHIDUPAN BERKELANJUTAN

Gambar
Harta kekayaan yang tak pernah di habiskan generasi penerus, ke generasi adalah Tanah Jangan Cintai Uang, Tetapi Cintailah Tanah: Memahami Pentingnya Kehidupan  Berkelanjutan Dalam dunia modern yang serba materialistik ini, seringkali kita terpaku pada keinginan untuk mendapatkan lebih banyak uang. Uang dianggap sebagai tanda keberhasilan dan kebahagiaan. Namun, di tengah kejar-kejaran ini, kita sering lupa untuk menghargai dan mencintai apa yang sebenarnya memberikan kita kehidupan dan keberlanjutan, yaitu tanah. Tanah adalah sumber kehidupan. Sejak zaman purba, manusia telah bergantung pada tanah untuk memenuhi kebutuhan dasar mereka seperti makanan, tempat tinggal, dan sumber daya alam. Tanah memberikan kita ladang subur untuk bercocok tanam, hutan yang menghasilkan kayu dan oksigen, serta air bersih yang kita butuhkan untuk bertahan hidup. Tanah juga menjadi tempat bagi keanekaragaman hayati yang penting untuk keseimbangan ekosistem. Sayangnya, dalam era industrialisasi dan urbanis

Misteri lelaki di Pinggir Jalan, di Tengah Kota Nabire

Gambar
Foto : Misteri black manis cantik berkonde Oleh : Hendrik Christian Degei Pagi itu, di tengah terminal Oyehe tepatnya, aku selalu melihat wanita yang sama di minggu ini, dia cantik menurutku, berambut konde dan tampak cantik, jika seandainya ada kesempatan ingin sekali rasanya aku untuk berpatah kata dengannya. “Frans Gobai, silahkan diminum”, sapaku dengan secangkir kopi hangat di hadapannku. “Kaka kenal dengan wanita yang selalu di pinggir jalan itu, sempat ketemu tiap hari?”, tanyaku seraya menunjuk ke arah jalanan di pinggir lalu lalang kendaraan. “tentu adik, dia keluarga kaka juga, dia tinggal di rumah kakanya di karang barat… emangnya kenapa dik?”, tanya kaka Frans sambil duduk di angkringannya yang masih sepi. “gak kak, Cuma pingin tahu aja, apa dia sudah menikah kak?”, tanyaku penasaran. “Belum, dia belum menikah, minggu lalu ada yang ngelamar, seorang mantri,