Perubahan dalam Tradisi budaya Masyarakat Adat suku Mee: Dari "Bobee & Mogee" ke Wisisi


Suku beberapa tahun terakhir ini perubahan budaya jika harus di lestarikan budaya generasi-kegenerasi


 Perubahan dalam Tradisi  budaya Masyarakat Adat suku Mee: Dari "Bobee & Mogee" ke Wisisi


Masyarakat adat Mee memiliki warisan budaya yang kaya dan unik. Salah satu tradisi yang telah lama dijalankan oleh suku Mee adalah "Bobee & Mogee", sebuah pesta yang merayakan panen, keberhasilan pertanian, pesta adat dan peresimian gedung rumah. Namun, dalam beberapa tahun terakhir, terjadi perubahan dalam tradisi ini. Masyarakat adat Mee mulai mengadopsi tradisi budaya/adat "Wisisi" yang sebelumnya bukan bagian dari budaya suku Mee. Saya akan menjelaskan sedikit perubahan ini dan dampaknya terhadap masyarakat adat suku Mee.


Perubahan Tradisi:

Tradisi "Bobee & Mogee" telah menjadi bagian integral dari kehidupan masyarakat adat suku Mee selama berabad-abad. Bobe dan mogee Pesta ini diadakan setiap  saat setelah panen berhasil, pesta adat, peresimian dan bertujuan untuk menghormati roh-roh leluhur dan memohon berkah untuk lebih besar berikutnya. Pada pesta ini, masyarakat adat suku bMee mengenakan pakaian tradisional, menari, bernyanyi, dan menikmati hidangan khas dan penjemputan orang-orang yang datang per partisipasinya acara tersebut.


Namun, dalam beberapa tahun terakhir, tradisi "Wisisi" mulai masuk ke dalam budaya masyarakat adat suku Mee. Wisisi adalah tradisi pesta yang berasal dari suku lain di wilayah tersebut. Budaya ini melibatkan tarian, musik, dan perayaan yang berbeda dengan "Bobee & Mogee". Meskipun awalnya hanya diadakan oleh beberapa keluarga yang memiliki hubungan dengan suku lain, tradisi Wisisi semakin populer dan sekarang diadakan oleh sebagian besar masyarakat adat suku Mee.


Dampak Perubahan:

Perubahan ini telah membawa dampak yang signifikan bagi masyarakat adat suku Mee. Pertama, adopsi tradisi Wisisi telah mengubah dinamika sosial dan budaya dalam masyarakat adat suku Mee. Beberapa elemen tradisi "Bobee & Mogee" mulai terlupakan atau tergantikan oleh tradisi/budaya Wisisi. Ini dapat menyebabkan hilangnya identitas budaya yang unik dan khas dari suku Mee.


Selain itu, perubahan ini juga dapat mempengaruhi hubungan antargenerasi dalam masyarakat adat suku Mee. Tradisi "Bobee & Mogee" telah menjadi cara untuk mentransmisikan nilai-nilai dan pengetahuan budaya dari generasi ke generasi. Namun, dengan adopsi tradisi, budaya Wisisi, generasi muda mungkin kehilangan pemahaman dan keterhubungan dengan warisan budaya mereka sendiri.


Kesimpulan:

Perubahan dalam tradisi pesta masyarakat adat Mee dari "Bobee & Mogee" ke Wisisi mencerminkan perubahan sosial dan budaya yang terjadi dalam masyarakat tersebut. Meskipun adopsi tradisi baru dapat membawa keberagaman dan integrasi antarsuku, penting untuk menjaga dan mempertahankan identitas budaya yang unik. Masyarakat adat Mee harus berupaya untuk melestarikan tradisi "Bobee & Mogee" sebagai bagian penting dari warisan budaya mereka, sambil tetap terbuka terhadap pengaruh dan pertukaran budaya dengan suku lain.


Jalanan, 22 November 2023

Disusun oleh:

Enago Adama Tebai

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Persaingan Percintaan Zaman Sekarang: Turnamen Cinta dalam Kompetisi antar Desa atau Distrik"

Mewujudkan Inklusi Bahasa Daerah Setiap Suku Papua dalam Kurikulum Pendidikan